Museum Pers Nasional
3.7
Monumen Pers Nasional dibangun sekitar 1918 atas perintah Mangkunegara VII, Pangeran Surakarta, sebagai balai perkumpulan dan ruang pertemuan. Mengutip situs budaya, bangunan ini dulunya bernama Societeit Sasana Soeka dan dirancang oleh Abu Kasan Atmodirono. Pada 1933, Sarsito Mangunkusumo dan sejumlah insinyur lainnya bertemu di gedung ini dan merintis Solosche Radio Vereeniging, radio publik pertama yang dioperasikan pribumi Indonesia. Tiga belas tahun kemudian, pada 9 Februari 1946, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dibentuk di gedung ini.
Ulasan Pengunjung
bagi yang ingin belajar tentang sejarah jurnalist bisa dateng ke solo khususnya ke museum monumen pers solo. lokasi dekat sm hotel ibis dan hotel novotel. buat tour wisata sejarah pers juga cocok
Monumen Pers Nasional adalah museum khusus pers nasional Indonesia yang terletak di Surakarta, Jawa Tengah. Koleksinya meliputi teknologi komunikasi dan teknologi reportase, seperti penerbangan, mesin ketik, pemancar, telepon, dan kentongan besar.[1] Museum ini didirikan pada tahun 1978, lebih dari 20 tahun setelah diusulkan dan dioperasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia. Kompleks monumen terdiri atas gedung societeit lama, yang dibangun pada tahun 1918 dan digunakan untuk pertemuan pertama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) serta beberapa gedung yang ditambahkan pada tahun 1970an. Monumen ini terdaftar sebagai Cagar Budaya Indonesia.
Tempat ini sebenarnya cocok buat belajar tentang sejarah pers di Indonesia, juga masuknya gratis. Namun tempatnya agak Kotor dan gelap, dan juga membosankan
bagi yang ingin belajar tentang sejarah jurnalist bisa dateng ke solo khususnya ke museum monumen pers solo. lokasi dekat sm hotel ibis dan hotel novotel. buat tour wisata sejarah pers juga cocok
Tempat ini sebenarnya cocok buat belajar tentang sejarah pers di Indonesia, juga masuknya gratis. Namun tempatnya agak Kotor dan gelap, dan juga membosankan
museum pers nasional, kalau ingin belajar sejarah pers nasional disini lengkap. suka sama tempatnya.
Sekilas nampak bukan seperti museum,Museum yang cukup unik dari sisi bangunannya,karena tanpa dilapisi keramik/marmer dan lain sebagainya.Terdapat patung naga yang memberi kesan selamat datang ke para pengunjungnya.Jangan lupa untuk datang kesini,cukup mudah aksesnya,jika anda naik transportasi umum misal Batik Solo Trans,cukup naik koridor 2
salah satu museum yang wajib dikunjungi jika kalian liburan di kota solo. tempat bersejarah yang merupakan tempat berdirinya persatuan wartawan indonesia
ternyata ada tempat yang bagus di pelosok jawa tengah, keren banget ini tempat, saya rekomendasikan buat anda yng liburan membawa keluarga.
Saat Kami datang, Kami langsung disuguhi dg pemutaran profile museum pers.Koleksi2x koran & majalah masa lampau yg luar biasa, namun sayangnya kurang disajikan dg menarik.Kami diperlihatkan koran yg berasal dr thn 1866 dg bentuk yg masih terpelihara.Guide juga harus bisa menimbulkan ketertarikan pengunjung terhadap sejarah yg tersimpan di gedung ini
Monumen Pers, adalah fakta sejarah tempat trsimpan semua kejadian terekam, dan ada bukti sejarah, Anda akan disuguhi film doukenter berdurasi pendek,..sehingga sesuai un tuk para tamu dan pendatang yang berkunjung ke Monumen pers, tentunya harus , membuat janjian dulu,.disamping itu tempat parkir untuk bus Ukuran besar, sangat sempit,. terletak di bundaran simpangan , tepatnya perempatan dari arah utara, selatan, timur dan barat,. para driver lebih paham,..
Monumen Pers Nasional adalah museum khusus pers nasional Indonesia yang terletak di Surakarta, Jawa Tengah. Koleksinya meliputi teknologi komunikasi dan teknologi reportase, seperti penerbangan, mesin ketik, pemancar, telepon, dan kentongan besar.[1] Museum ini didirikan pada tahun 1978, lebih dari 20 tahun setelah diusulkan dan dioperasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia. Kompleks monumen terdiri atas gedung societeit lama, yang dibangun pada tahun 1918 dan digunakan untuk pertemuan pertama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) serta beberapa gedung yang ditambahkan pada tahun 1970an. Monumen ini terdaftar sebagai Cagar Budaya Indonesia.
Monumen Pers, adalah fakta sejarah tempat trsimpan semua kejadian terekam, dan ada bukti sejarah, Anda akan disuguhi film doukenter berdurasi pendek,..sehingga sesuai un tuk para tamu dan pendatang yang berkunjung ke Monumen pers, tentunya harus , membuat janjian dulu,.disamping itu tempat parkir untuk bus Ukuran besar, sangat sempit,. terletak di bundaran simpangan , tepatnya perempatan dari arah utara, selatan, timur dan barat,. para driver lebih paham,..
museum pers nasional, kalau ingin belajar sejarah pers nasional disini lengkap. suka sama tempatnya.
Sekilas nampak bukan seperti museum,Museum yang cukup unik dari sisi bangunannya,karena tanpa dilapisi keramik/marmer dan lain sebagainya.Terdapat patung naga yang memberi kesan selamat datang ke para pengunjungnya.Jangan lupa untuk datang kesini,cukup mudah aksesnya,jika anda naik transportasi umum misal Batik Solo Trans,cukup naik koridor 2
Monumen Pers Nasional atau orang sering menyebut dengan Monumen Pers saja atau Monumen Pers Solo, adalah sebuah bangunan bersejarah yang berdiri megah di tengah kota Solo tepatnya di Jalan Gadjah Mada 59 Solo. Monumen ini didirikan guna mengenang jasa-jasa para tokoh pers nasional. Mengapa dipilih kota Solo, menurut beberapa penulusuran pustaka para tokoh-tokoh pers nasional tersebut memulai gerakan menentang Belanda melalui media massa [pers] diawali dari kota ini. Di Kota inilah tempat berkumpulnya tokoh-tokoh tersebut guna membahas agenda strategis dalam melawan pemberitaan Belanda pada waktu itu. Di kota Solo-lah sebagian besar tokoh pers nasional juga dibesarkan.
ternyata ada tempat yang bagus di pelosok jawa tengah, keren banget ini tempat, saya rekomendasikan buat anda yng liburan membawa keluarga.
Monumen Pers Nasional atau orang sering menyebut dengan Monumen Pers saja atau Monumen Pers Solo, adalah sebuah bangunan bersejarah yang berdiri megah di tengah kota Solo tepatnya di Jalan Gadjah Mada 59 Solo. Monumen ini didirikan guna mengenang jasa-jasa para tokoh pers nasional. Mengapa dipilih kota Solo, menurut beberapa penulusuran pustaka para tokoh-tokoh pers nasional tersebut memulai gerakan menentang Belanda melalui media massa [pers] diawali dari kota ini. Di Kota inilah tempat berkumpulnya tokoh-tokoh tersebut guna membahas agenda strategis dalam melawan pemberitaan Belanda pada waktu itu. Di kota Solo-lah sebagian besar tokoh pers nasional juga dibesarkan.
salah satu museum yang wajib dikunjungi jika kalian liburan di kota solo. tempat bersejarah yang merupakan tempat berdirinya persatuan wartawan indonesia
Saat Kami datang, Kami langsung disuguhi dg pemutaran profile museum pers.Koleksi2x koran & majalah masa lampau yg luar biasa, namun sayangnya kurang disajikan dg menarik.Kami diperlihatkan koran yg berasal dr thn 1866 dg bentuk yg masih terpelihara.Guide juga harus bisa menimbulkan ketertarikan pengunjung terhadap sejarah yg tersimpan di gedung ini
Kategori
DTW BUDAYA
HTM
Rp. 0