Museum Diponegoro
4
Museum Diponegoro Magelang, dikenal juga sebagai Museum Kamar Pengabdian Pangeran Diponegoro, merupakan bangunan yang menyimpan sejarah penangkapan pangeran Diponegoro. Museum Diponegoro Magelang terletak di Jalan Pangeran Diponegoro No. 1, Kota Magelang, Jawa Tengah.
Ulasan Pengunjung
Masih ingat lukisan Raden Saleh soal penangkapan Diponegoro?? Nah, di tempat inilah lokasi lukisan tersebut. Saya sangat suka dengan museum ini karena bangunannya masih asli dan terawat. Lokasi penangkapan Diponegoro juga masih dalam keadaan yang sama persis dengan lukisan.Di dalam museumnya yang hanya berupa satu ruangan tersebut, terdapat beberapa peninggalan Pangeran Diponegoro seperti kursi, tempat sholat dan jubah. Meskipun masih terawat dengan baik, namun kondisinya biasa-biasa saja. Masih minim informasi dan kurang interaktif. Saran saya, sebelum masuk ke ruangan tersebut, sebaiknya menanyakan terlebih dahulu ke satpam di dekat masjid dan meminta dia untuk membukakannya. Jangan lupa memberi tips ya, karena museum ini gratis.Tips yang lain lagi, bisa saja mampir ke gedung fakultas pertanian UGM zaman tahun 70an yang berada persis di depan gedung.
Museumnya kecil, seperti 9 meter persegi, berisi beberapa memorabilia peninggalan sosok yang dipahlawankan tersebut, seperti tikar, jubah, cangkir. Sedikit lusuh. Saran saya: tambah lampu, tambah narasi, tambah koleksi. Terasnya cukup luas dan di halamannya ada beberapa benda yang tampaknya bersejarah, seperti patung singa penjaga dan yoni. Sayang tidak ada deskripsi atas benda-benda tersebut.
Di sini terdapat beberapa barang peninggalan pangeran dipenogoro, di satu ruang kecil di simpan jubah dan barang - barang lain pangeran dipenogoro. selain itu dari tempat ini anda dapat melihat pemandangan alam yang indah.
Begitu banyak cerita sejarah yang bisa kita dapatkan diMuseum ini. Dengan Arsitektur jawa klassic, berbagai informasi bisa kita dapatkan mengenai sejarah tempo doeloe
Satu lagi tempat bersejarah di Kota Magelang, seperti melewati lorong waktu melalu mesin waktu. sangat terasa kental aroma sejarah, tempat dimana Pangeran Diponegoro pernah singgah dan akhirnya ditangkap Belanda. Tempatnya cukup megah dan asri, dengan halaman yang luas dan Rusa Rusa yang berkeliaran. Kamar Diponegoro yang cukup membuat merinding, bekas cengkeraman tangannya di kursi sewaktu geram menahan amarah dengan Belanda. Jubahnya dan beberapa barang peninggalnnya, masih terawat dan terjaga dengan baik. Amat Sangat Direkomendasikan bagi siapa saja yang menyukai sejarah dan ingin mengetahui seperti apakah Pangeran Diponegoro yang sesungguhnya. Luar Biasa...
Masih ingat lukisan Raden Saleh soal penangkapan Diponegoro?? Nah, di tempat inilah lokasi lukisan tersebut. Saya sangat suka dengan museum ini karena bangunannya masih asli dan terawat. Lokasi penangkapan Diponegoro juga masih dalam keadaan yang sama persis dengan lukisan.Di dalam museumnya yang hanya berupa satu ruangan tersebut, terdapat beberapa peninggalan Pangeran Diponegoro seperti kursi, tempat sholat dan jubah. Meskipun masih terawat dengan baik, namun kondisinya biasa-biasa saja. Masih minim informasi dan kurang interaktif. Saran saya, sebelum masuk ke ruangan tersebut, sebaiknya menanyakan terlebih dahulu ke satpam di dekat masjid dan meminta dia untuk membukakannya. Jangan lupa memberi tips ya, karena museum ini gratis.Tips yang lain lagi, bisa saja mampir ke gedung fakultas pertanian UGM zaman tahun 70an yang berada persis di depan gedung.
memasuki gerbang bangunan museum ini seolah membalik ingatan kita pada pengkhianatan penjajah belanda kepada Pahlawan Nasional kita Pangeran Diponegoro...gedung bekas residence kedu ini begitu kokoh dan angkuh menyambut kita...namun kesejukan udara, keindahan panorama sekitarnya dan beberapa peninggalan dari sang Pangeran mengikat kita untuk tidak segera beranjak dari sana.
Di sini terdapat beberapa barang peninggalan pangeran dipenogoro, di satu ruang kecil di simpan jubah dan barang - barang lain pangeran dipenogoro. selain itu dari tempat ini anda dapat melihat pemandangan alam yang indah.
Anda (khususnya warga negara Indonesia) tentu tidak asing dengan lukisan terkenal "Penangkapan Pangeran Diponegoro" karya pelukis Raden Saleh Sjarif Boestaman (1807/1811 - 23 April 1880) bukan? Jika Anda penasaran ingin mengetahui di mana sebenarnya Pangeran Diponegoro ditangkap, sangatlah tepat bila Anda berkunjung ke museum yang saat ini terdapat di dalam kompleks Gedung Bakorwil II (eks Karesidenan Kedu) ini. Museum ini dulunya merupakan kamar tempat berunding P. Diponegoro dengan Jenderal de Kock pada tanggal 28 Maret 1830. Dalam museum ini disimpan salah satu jubah P. Diponegoro yang dikenakannya dalam perundingan itu. Yang paling menarik bagi saya adalah kursi kayu dengan guratan kuku pangeran pada sandaran lengannya yang disebabkan oleh kegeramannya karena ditipu secara licik oleh penjajah yang semula diyakininya hendak berunding namun ternyata malah menjebak dan menangkapnya. Ada pula 'bale-bale' (semacam kursi atau tempat tidur tradisional) yang terbuat dari kayu yang pernah dipakai oleh P. Diponegoro untuk shalat sewaktu berada di daerah Brangkal, Gombong, Jawa Tengah. Selain itu ada pula teko dan poci yang beliau pakai pada waktu masih berada di Bantul, Yogyakarta, serta Al Qur'an tulisan tangan milik beliau. Anda semakin penasaran? Jangan terlewatkan untuk mengunjungi tempat bersejarah ini apabila Anda berada di Kota Magelang, "Kota Sejuta Bunga".
Begitu banyak cerita sejarah yang bisa kita dapatkan diMuseum ini. Dengan Arsitektur jawa klassic, berbagai informasi bisa kita dapatkan mengenai sejarah tempo doeloe
Tidak banyak obyek pada lokasi ini, tetapi cukup menarik untuk paket wisata kuliner ke soto sholeh legendaris yang berada berdekatan dengan lokasi museum ini.
Tidak banyak obyek pada lokasi ini, tetapi cukup menarik untuk paket wisata kuliner ke soto sholeh legendaris yang berada berdekatan dengan lokasi museum ini.
wisata sejarah yang mengingatkan kita akan kepahlawanan pangeran diponegoro melawan penjajah. tersimpan berbgai macam barang peninggalan pangeran diponegoro
Satu lagi tempat bersejarah di Kota Magelang, seperti melewati lorong waktu melalu mesin waktu. sangat terasa kental aroma sejarah, tempat dimana Pangeran Diponegoro pernah singgah dan akhirnya ditangkap Belanda. Tempatnya cukup megah dan asri, dengan halaman yang luas dan Rusa Rusa yang berkeliaran. Kamar Diponegoro yang cukup membuat merinding, bekas cengkeraman tangannya di kursi sewaktu geram menahan amarah dengan Belanda. Jubahnya dan beberapa barang peninggalnnya, masih terawat dan terjaga dengan baik. Amat Sangat Direkomendasikan bagi siapa saja yang menyukai sejarah dan ingin mengetahui seperti apakah Pangeran Diponegoro yang sesungguhnya. Luar Biasa...
Museum ini dibangun untuk memperingati kepahlawanan Pangeran Diponegoro atas jasanya melawan penjajahan Belanda di tanah Jawa memiliki koleksi sejumlah 195 buah termasuk beberapa peninggalan artefak yang berada di luar gedung seperti tempat wudhu, comboran (tempat minum kuda), yoni dan dinding berlubang (tembok jebol) yang merupakan jalan meloloskan diri Pangeran Diponegoro dari kepungan Belanda.Sebagian besar Koleksi berupa peralatan perang di masa pra kemerdekaan seperti keris, tombak, pedang, cincin, subang, timang, bedhil, tameng, bandhil, perlengkapan kuda dan panah. Monumen ini merupakan bukti kegigihan Pangeran Diponegoro, seorang putra Sultan Hamengku Buwana III yang pada tahun 1825 - 1830 melakukan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. Dinding yang jebol merupakan artefak yang dapat Anda lihat di sana.Dinding ini dijebol oleh sang pangeran dengan tangan kosong untuk meloloskan diri dari kepungan pasukan Belanda. Selain itu, Anda juga bisa melihat beragam koleksi seperti kereta, tempat makanan kuda, serta senjata yang pernah digunakan olehnya dan pasukannya.
Anda (khususnya warga negara Indonesia) tentu tidak asing dengan lukisan terkenal "Penangkapan Pangeran Diponegoro" karya pelukis Raden Saleh Sjarif Boestaman (1807/1811 - 23 April 1880) bukan? Jika Anda penasaran ingin mengetahui di mana sebenarnya Pangeran Diponegoro ditangkap, sangatlah tepat bila Anda berkunjung ke museum yang saat ini terdapat di dalam kompleks Gedung Bakorwil II (eks Karesidenan Kedu) ini. Museum ini dulunya merupakan kamar tempat berunding P. Diponegoro dengan Jenderal de Kock pada tanggal 28 Maret 1830. Dalam museum ini disimpan salah satu jubah P. Diponegoro yang dikenakannya dalam perundingan itu. Yang paling menarik bagi saya adalah kursi kayu dengan guratan kuku pangeran pada sandaran lengannya yang disebabkan oleh kegeramannya karena ditipu secara licik oleh penjajah yang semula diyakininya hendak berunding namun ternyata malah menjebak dan menangkapnya. Ada pula 'bale-bale' (semacam kursi atau tempat tidur tradisional) yang terbuat dari kayu yang pernah dipakai oleh P. Diponegoro untuk shalat sewaktu berada di daerah Brangkal, Gombong, Jawa Tengah. Selain itu ada pula teko dan poci yang beliau pakai pada waktu masih berada di Bantul, Yogyakarta, serta Al Qur'an tulisan tangan milik beliau. Anda semakin penasaran? Jangan terlewatkan untuk mengunjungi tempat bersejarah ini apabila Anda berada di Kota Magelang, "Kota Sejuta Bunga".
Isi Museum P diponegoro sangat membangun inspirasi bagi generasi selanjutnya. Keberanian, kegigihan, kejujuran serta integritas yang tinggi serta ketaaan dalam beribadah menginspirasi generasi selanjutnya dalam agama apapun serta bangsa apapun.. Didalam ruang P Diponegoro berisi meja kursi perundingan, kursi yang diduduki oleh P diponegoro, Jubah, cangkir keramik kecil, balai-balai yang digunakan untuk sembahyang serta kitab Takrib.Bangunan gedung baik pilar dari besi maupun lampu grombongnya sangat unik, atap seng masih asli sejak dibuat masa penjajahan Belanda, genting sudah di ganti.Halaman luar dihiasi patung Nandi, meriam, lingga dan yoni, selain ituy terdapat Gazebo dengan pemandangan Gunung Sumbing yang indah. Sayang saat kedatangan saya tgl 6 November 2014 masih terlalu pagi sehingga kabut menghalangi pemandangan indah tersebut
Museumnya kecil, seperti 9 meter persegi, berisi beberapa memorabilia peninggalan sosok yang dipahlawankan tersebut, seperti tikar, jubah, cangkir. Sedikit lusuh. Saran saya: tambah lampu, tambah narasi, tambah koleksi. Terasnya cukup luas dan di halamannya ada beberapa benda yang tampaknya bersejarah, seperti patung singa penjaga dan yoni. Sayang tidak ada deskripsi atas benda-benda tersebut.
memasuki gerbang bangunan museum ini seolah membalik ingatan kita pada pengkhianatan penjajah belanda kepada Pahlawan Nasional kita Pangeran Diponegoro...gedung bekas residence kedu ini begitu kokoh dan angkuh menyambut kita...namun kesejukan udara, keindahan panorama sekitarnya dan beberapa peninggalan dari sang Pangeran mengikat kita untuk tidak segera beranjak dari sana.
Museum ini dibangun untuk memperingati kepahlawanan Pangeran Diponegoro atas jasanya melawan penjajahan Belanda di tanah Jawa memiliki koleksi sejumlah 195 buah termasuk beberapa peninggalan artefak yang berada di luar gedung seperti tempat wudhu, comboran (tempat minum kuda), yoni dan dinding berlubang (tembok jebol) yang merupakan jalan meloloskan diri Pangeran Diponegoro dari kepungan Belanda.Sebagian besar Koleksi berupa peralatan perang di masa pra kemerdekaan seperti keris, tombak, pedang, cincin, subang, timang, bedhil, tameng, bandhil, perlengkapan kuda dan panah. Monumen ini merupakan bukti kegigihan Pangeran Diponegoro, seorang putra Sultan Hamengku Buwana III yang pada tahun 1825 - 1830 melakukan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. Dinding yang jebol merupakan artefak yang dapat Anda lihat di sana.Dinding ini dijebol oleh sang pangeran dengan tangan kosong untuk meloloskan diri dari kepungan pasukan Belanda. Selain itu, Anda juga bisa melihat beragam koleksi seperti kereta, tempat makanan kuda, serta senjata yang pernah digunakan olehnya dan pasukannya.
wisata sejarah yang mengingatkan kita akan kepahlawanan pangeran diponegoro melawan penjajah. tersimpan berbgai macam barang peninggalan pangeran diponegoro
Kategori
DTW BUDAYA
HTM
Rp. 0