Monumen Jogja Kembali
4.2
Monumen Yogya Kembali (Monjali) didirikan untuk memperingati peristiwa berfungsinya kembali Kota Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia yang direbut dari penjajah Belanda. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 29 Juni 1949. Ide atau gagasan untuk mendirikan museum ini adalah Bapak Kolonel Soegiarto. Tanggal 29 Juni 1985 Monumen mulai dibangun. Kemudian, tanggal 6 Juli 1989 Monjali diresmikan oleh Presiden Soeharto. Museum yang berbentuk menyerupai tumpeng ini di bangun di atas lahan seluas 49.920 m2, dengan ketinggian 31,8 meter. Bangunan monjali terdiri dari 3 lantai, lantai 1 berisi 4 ruang museum, lantai 2 berisi 10 diorama dan 40 relief, dan lantai 3 bernama Ruang Garba Graha. Koleksi Museum berjumlah 1.108, terdiri dari heraldika, miniatur, replika, kendaraan, senjata api, senjata tradisional, foto dokumentasi, alat perhubungan angkatan darat, alat kesehatan, inventaris, patung peraga, arsip, daftar nama pahlawan, relief, diorama, dan evokatif.
Ulasan Pengunjung
Worth it untuk dikunjungi acara yang keren pameran yang keren wah sekali belum pernah melihat yang seperti ini
Tiket masuk hanya 10 ribu.Area di dalam monumen luas,sayang banyak tempat kosong yg seharusnya masih bisa dimaksimalkan.Di luar monumen ada taman pelangi yaitu taman bermain dengan banyak lampion dan ada banyak stand makanan,sayangnya lampion sudah banyak yg rusak.Untuk tempat parkir luas tapi untuk parkir motor tidak diberikan petunjuk/tanda yg jelas sehingga membingungkan bagi yg datang menggunakan motor
Sudah lama banget gak berkunjung ke sini, harga tiket masuk masih relatif murah dengan bangunan dan lingkungan yang di rawat bersih dan nyaman, salah satu destinasi wisata jogja yang super hemat.
Wisata malam yang sangat indah...Dihiasi lampu dan hiasan cahaya nan rupawan...Memang jogja semakin malam semakin indah...
Kunjungan ke sini jangan terlalu pagi, karena baru di buka jam 08.00 pagi. Perlu di perbaiki tempat duduk untuk menonton yg di sediakan saat pemutaran film mengenai penjajahan Belanda. Tapi untuk mengenang jasa para Pahlawan, perlu banget ajak nak anak ke sini, supaya lebih nasionalis lagi dan cinta sama tanah air
Terlihat seperti tidak terurus, benda benda bersejarah konsep museum nya juga sangat unik akan tetapi kesan dari luar yg kurang menarik.
Datang siang, ternyata tidak semua monumen dibuka.Di tutup sana sini..Seperti layaknya museum, monjali juga sepi pengunjung.Padahal sarat ilmu
Worth it untuk dikunjungi acara yang keren pameran yang keren wah sekali belum pernah melihat yang seperti ini
Destinasi wisata edukasi yang perlu di kunjungi. Untuk mengingatkan kembali sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Datang siang, ternyata tidak semua monumen dibuka.Di tutup sana sini..Seperti layaknya museum, monjali juga sepi pengunjung.Padahal sarat ilmu
Datang siang, ternyata tidak semua monumen dibuka.Di tutup sana sini..Seperti layaknya museum, monjali juga sepi pengunjung.Padahal sarat ilmu
Memasuki area monumen yang terletak sekitar tiga kilometer dari pusat kota Jogja ini, pengunjung akan disambut dengan replika Pesawat Cureng di dekat pintu timur serta replika Pesawat Guntai di dekat pintu barat. Menaiki podium di barat dan timur pengunjung bisa melihat dua senjata mesin beroda lengkap dengan tempat duduknya, sebelum turun menuju pelataran depan kaki gunung Monumen. Monumen dikelilingi oleh kolam (jagang) yang dibagi oleh empat jalan menuju bangunan utama. Jalan barat dan timur menghubungkan dengan pintu masuk lantai satu yang terdiri dari empat ruang museum yang menyajikan sedikitnya 1.000 koleksi tentang Satu Maret, perjuangan sebelum kemerdekaan hingga Kota Yogyakarta menjadi ibukota RI. Seragam Tentara Pelajar dan kursi tandu Panglima Besar Jenderal Sudirman yang masih tersimpan rapi di sana. Di samping itu, ada juga ruang Sidang Utama, yang letaknya di sebelah ruang museum I. Ruangan berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 25 meter ini berfungsi sebagai ruang serbaguna, karena biasa disewakan untuk keperluan seminar atau pesta pernikahan.Sementara itu jalan utara dan selatan terhubung dengan tangga menuju lantai dua pada dinding luar yang melingkari bangunan terukir 40 relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan bangsa mulai dari 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. sejumlah peristiwa sejarah seperti perjuangan fisik dan diplomasi sejak masa Proklamasi Kemerdekaan, kembalinya Presiden dan Wakil Persiden ke Yogyakarta hingga pembentukan Tentara Keamanan Rakyat tergambar di relief tersebut. Sedangkan di dalam bangunan, berisi 10 diorama melingkari bangunan yang menggambarkaan rekaan situasi saat Belanda menyerang Maguwo pada tanggal 19 Desember 1948, SU Satu Maret, Perjanjian Roem Royen, hingga peringatan Proklamasi 17 Agustus 1949 di Gedung Agung Yogyakarta..
Karena sampai sini sudah sktr pukul 6, MONJALI sudah ttp, jadi bermain di taman pelangi,karena bermodalkan hp bukan kamera pro hasilnya kurang memuaskan untuk .berfoto2.tp overall ok untuk dikunjungi
Karena sampai sini sudah sktr pukul 6, MONJALI sudah ttp, jadi bermain di taman pelangi,karena bermodalkan hp bukan kamera pro hasilnya kurang memuaskan untuk .berfoto2.tp overall ok untuk dikunjungi
Tempatnya sangat bagus untuk mengetahui sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta dan indonesia, simple, mudah dipahami, dan ada banyak dioramanya.Wajib bawak air mineral karna kelilingnya cukup luas, ketika kesana saya cukup meluangkan waktu kurang lebih 3 jam.
Tempat yang menyenangkan untuk mengajak keluarga sekedar liburan yg lokal lokal aja. Biaya yang murah dan tempatnya yang nyaman membuat saya mengunjungi tempat ini. Tidak hanya itu di monjali diauguhkan dengan berbagai bunga lampu dengan berbagai bentuk, ketika malam hari terlihat sangatlah indah.
Destinasi wisata edukasi yang perlu di kunjungi. Untuk mengingatkan kembali sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Tiket masuk hanya 10 ribu.Area di dalam monumen luas,sayang banyak tempat kosong yg seharusnya masih bisa dimaksimalkan.Di luar monumen ada taman pelangi yaitu taman bermain dengan banyak lampion dan ada banyak stand makanan,sayangnya lampion sudah banyak yg rusak.Untuk tempat parkir luas tapi untuk parkir motor tidak diberikan petunjuk/tanda yg jelas sehingga membingungkan bagi yg datang menggunakan motor
Taman lampion tau taman pelangi. Menikmati suasana malam di jogja dihiasi ratusan lapion warna warni cocok untuk liburan keluarga maupun pasangan. Tiket yang lumayan terjangkau dan suasana romntis siap menyambut wisatawan
Destinasi wisata edukasi yang perlu di kunjungi. Untuk mengingatkan kembali sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Museum mengenai perebutan Kota Jogja. Disertakan juga berbagai diorama yang menarik, diceritakan secara runut. Sayangnya, beberapa bagian museum masih tidak terawat.
Sudah lama banget gak berkunjung ke sini, harga tiket masuk masih relatif murah dengan bangunan dan lingkungan yang di rawat bersih dan nyaman, salah satu destinasi wisata jogja yang super hemat.
Wisata malam yang sangat indah...Dihiasi lampu dan hiasan cahaya nan rupawan...Memang jogja semakin malam semakin indah...
Memasuki area monumen yang terletak sekitar tiga kilometer dari pusat kota Jogja ini, pengunjung akan disambut dengan replika Pesawat Cureng di dekat pintu timur serta replika Pesawat Guntai di dekat pintu barat. Menaiki podium di barat dan timur pengunjung bisa melihat dua senjata mesin beroda lengkap dengan tempat duduknya, sebelum turun menuju pelataran depan kaki gunung Monumen. Monumen dikelilingi oleh kolam (jagang) yang dibagi oleh empat jalan menuju bangunan utama. Jalan barat dan timur menghubungkan dengan pintu masuk lantai satu yang terdiri dari empat ruang museum yang menyajikan sedikitnya 1.000 koleksi tentang Satu Maret, perjuangan sebelum kemerdekaan hingga Kota Yogyakarta menjadi ibukota RI. Seragam Tentara Pelajar dan kursi tandu Panglima Besar Jenderal Sudirman yang masih tersimpan rapi di sana. Di samping itu, ada juga ruang Sidang Utama, yang letaknya di sebelah ruang museum I. Ruangan berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 25 meter ini berfungsi sebagai ruang serbaguna, karena biasa disewakan untuk keperluan seminar atau pesta pernikahan.Sementara itu jalan utara dan selatan terhubung dengan tangga menuju lantai dua pada dinding luar yang melingkari bangunan terukir 40 relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan bangsa mulai dari 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. sejumlah peristiwa sejarah seperti perjuangan fisik dan diplomasi sejak masa Proklamasi Kemerdekaan, kembalinya Presiden dan Wakil Persiden ke Yogyakarta hingga pembentukan Tentara Keamanan Rakyat tergambar di relief tersebut. Sedangkan di dalam bangunan, berisi 10 diorama melingkari bangunan yang menggambarkaan rekaan situasi saat Belanda menyerang Maguwo pada tanggal 19 Desember 1948, SU Satu Maret, Perjanjian Roem Royen, hingga peringatan Proklamasi 17 Agustus 1949 di Gedung Agung Yogyakarta..
Tempat yang menyenangkan untuk mengajak keluarga sekedar liburan yg lokal lokal aja. Biaya yang murah dan tempatnya yang nyaman membuat saya mengunjungi tempat ini. Tidak hanya itu di monjali diauguhkan dengan berbagai bunga lampu dengan berbagai bentuk, ketika malam hari terlihat sangatlah indah.
Tempatnya sangat bagus untuk mengetahui sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta dan indonesia, simple, mudah dipahami, dan ada banyak dioramanya.Wajib bawak air mineral karna kelilingnya cukup luas, ketika kesana saya cukup meluangkan waktu kurang lebih 3 jam.
Terlihat seperti tidak terurus, benda benda bersejarah konsep museum nya juga sangat unik akan tetapi kesan dari luar yg kurang menarik.
Worth it untuk dikunjungi acara yang keren pameran yang keren wah sekali belum pernah melihat yang seperti ini
Kalo siang musiumnya buka. Malem berubah jadi taman lampionDi dalam musium terdapat koleksi peniggalan masa perang. Jika malam kita bisa menikmati lampion.
Memasuki area monumen yang terletak sekitar tiga kilometer dari pusat kota Jogja ini, pengunjung akan disambut dengan replika Pesawat Cureng di dekat pintu timur serta replika Pesawat Guntai di dekat pintu barat. Menaiki podium di barat dan timur pengunjung bisa melihat dua senjata mesin beroda lengkap dengan tempat duduknya, sebelum turun menuju pelataran depan kaki gunung Monumen. Monumen dikelilingi oleh kolam (jagang) yang dibagi oleh empat jalan menuju bangunan utama. Jalan barat dan timur menghubungkan dengan pintu masuk lantai satu yang terdiri dari empat ruang museum yang menyajikan sedikitnya 1.000 koleksi tentang Satu Maret, perjuangan sebelum kemerdekaan hingga Kota Yogyakarta menjadi ibukota RI. Seragam Tentara Pelajar dan kursi tandu Panglima Besar Jenderal Sudirman yang masih tersimpan rapi di sana. Di samping itu, ada juga ruang Sidang Utama, yang letaknya di sebelah ruang museum I. Ruangan berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 25 meter ini berfungsi sebagai ruang serbaguna, karena biasa disewakan untuk keperluan seminar atau pesta pernikahan.Sementara itu jalan utara dan selatan terhubung dengan tangga menuju lantai dua pada dinding luar yang melingkari bangunan terukir 40 relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan bangsa mulai dari 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. sejumlah peristiwa sejarah seperti perjuangan fisik dan diplomasi sejak masa Proklamasi Kemerdekaan, kembalinya Presiden dan Wakil Persiden ke Yogyakarta hingga pembentukan Tentara Keamanan Rakyat tergambar di relief tersebut. Sedangkan di dalam bangunan, berisi 10 diorama melingkari bangunan yang menggambarkaan rekaan situasi saat Belanda menyerang Maguwo pada tanggal 19 Desember 1948, SU Satu Maret, Perjanjian Roem Royen, hingga peringatan Proklamasi 17 Agustus 1949 di Gedung Agung Yogyakarta..
Terlihat seperti tidak terurus, benda benda bersejarah konsep museum nya juga sangat unik akan tetapi kesan dari luar yg kurang menarik.
Destinasi wisata edukasi yang perlu di kunjungi. Untuk mengingatkan kembali sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Sudah lama banget gak berkunjung ke sini, harga tiket masuk masih relatif murah dengan bangunan dan lingkungan yang di rawat bersih dan nyaman, salah satu destinasi wisata jogja yang super hemat.
Wisata malam yang sangat indah...Dihiasi lampu dan hiasan cahaya nan rupawan...Memang jogja semakin malam semakin indah...
Diluar monumen jogja kembali banyak permainan anak anak, didalam monumen kita bisa belajar atau mengetahui sejarah tapi di lihat dari luar kesannya kurang terawat dan kotor
Kunjungan ke sini jangan terlalu pagi, karena baru di buka jam 08.00 pagi. Perlu di perbaiki tempat duduk untuk menonton yg di sediakan saat pemutaran film mengenai penjajahan Belanda. Tapi untuk mengenang jasa para Pahlawan, perlu banget ajak nak anak ke sini, supaya lebih nasionalis lagi dan cinta sama tanah air
Sudah lama banget gak berkunjung ke sini, harga tiket masuk masih relatif murah dengan bangunan dan lingkungan yang di rawat bersih dan nyaman, salah satu destinasi wisata jogja yang super hemat.
Memasuki area monumen yang terletak sekitar tiga kilometer dari pusat kota Jogja ini, pengunjung akan disambut dengan replika Pesawat Cureng di dekat pintu timur serta replika Pesawat Guntai di dekat pintu barat. Menaiki podium di barat dan timur pengunjung bisa melihat dua senjata mesin beroda lengkap dengan tempat duduknya, sebelum turun menuju pelataran depan kaki gunung Monumen. Monumen dikelilingi oleh kolam (jagang) yang dibagi oleh empat jalan menuju bangunan utama. Jalan barat dan timur menghubungkan dengan pintu masuk lantai satu yang terdiri dari empat ruang museum yang menyajikan sedikitnya 1.000 koleksi tentang Satu Maret, perjuangan sebelum kemerdekaan hingga Kota Yogyakarta menjadi ibukota RI. Seragam Tentara Pelajar dan kursi tandu Panglima Besar Jenderal Sudirman yang masih tersimpan rapi di sana. Di samping itu, ada juga ruang Sidang Utama, yang letaknya di sebelah ruang museum I. Ruangan berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 25 meter ini berfungsi sebagai ruang serbaguna, karena biasa disewakan untuk keperluan seminar atau pesta pernikahan.Sementara itu jalan utara dan selatan terhubung dengan tangga menuju lantai dua pada dinding luar yang melingkari bangunan terukir 40 relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan bangsa mulai dari 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. sejumlah peristiwa sejarah seperti perjuangan fisik dan diplomasi sejak masa Proklamasi Kemerdekaan, kembalinya Presiden dan Wakil Persiden ke Yogyakarta hingga pembentukan Tentara Keamanan Rakyat tergambar di relief tersebut. Sedangkan di dalam bangunan, berisi 10 diorama melingkari bangunan yang menggambarkaan rekaan situasi saat Belanda menyerang Maguwo pada tanggal 19 Desember 1948, SU Satu Maret, Perjanjian Roem Royen, hingga peringatan Proklamasi 17 Agustus 1949 di Gedung Agung Yogyakarta..
Datang siang, ternyata tidak semua monumen dibuka.Di tutup sana sini..Seperti layaknya museum, monjali juga sepi pengunjung.Padahal sarat ilmu
Museum mengenai perebutan Kota Jogja. Disertakan juga berbagai diorama yang menarik, diceritakan secara runut. Sayangnya, beberapa bagian museum masih tidak terawat.
Diluar monumen jogja kembali banyak permainan anak anak, didalam monumen kita bisa belajar atau mengetahui sejarah tapi di lihat dari luar kesannya kurang terawat dan kotor
Worth it untuk dikunjungi acara yang keren pameran yang keren wah sekali belum pernah melihat yang seperti ini
Kunjungan ke sini jangan terlalu pagi, karena baru di buka jam 08.00 pagi. Perlu di perbaiki tempat duduk untuk menonton yg di sediakan saat pemutaran film mengenai penjajahan Belanda. Tapi untuk mengenang jasa para Pahlawan, perlu banget ajak nak anak ke sini, supaya lebih nasionalis lagi dan cinta sama tanah air
Kalo siang musiumnya buka. Malem berubah jadi taman lampionDi dalam musium terdapat koleksi peniggalan masa perang. Jika malam kita bisa menikmati lampion.
Taman lampion tau taman pelangi. Menikmati suasana malam di jogja dihiasi ratusan lapion warna warni cocok untuk liburan keluarga maupun pasangan. Tiket yang lumayan terjangkau dan suasana romntis siap menyambut wisatawan
Taman lampion tau taman pelangi. Menikmati suasana malam di jogja dihiasi ratusan lapion warna warni cocok untuk liburan keluarga maupun pasangan. Tiket yang lumayan terjangkau dan suasana romntis siap menyambut wisatawan
Tiket masuk hanya 10 ribu.Area di dalam monumen luas,sayang banyak tempat kosong yg seharusnya masih bisa dimaksimalkan.Di luar monumen ada taman pelangi yaitu taman bermain dengan banyak lampion dan ada banyak stand makanan,sayangnya lampion sudah banyak yg rusak.Untuk tempat parkir luas tapi untuk parkir motor tidak diberikan petunjuk/tanda yg jelas sehingga membingungkan bagi yg datang menggunakan motor
Taman lampion tau taman pelangi. Menikmati suasana malam di jogja dihiasi ratusan lapion warna warni cocok untuk liburan keluarga maupun pasangan. Tiket yang lumayan terjangkau dan suasana romntis siap menyambut wisatawan
Tiket masuk hanya 10 ribu.Area di dalam monumen luas,sayang banyak tempat kosong yg seharusnya masih bisa dimaksimalkan.Di luar monumen ada taman pelangi yaitu taman bermain dengan banyak lampion dan ada banyak stand makanan,sayangnya lampion sudah banyak yg rusak.Untuk tempat parkir luas tapi untuk parkir motor tidak diberikan petunjuk/tanda yg jelas sehingga membingungkan bagi yg datang menggunakan motor
Terlihat seperti tidak terurus, benda benda bersejarah konsep museum nya juga sangat unik akan tetapi kesan dari luar yg kurang menarik.
Kunjungan ke sini jangan terlalu pagi, karena baru di buka jam 08.00 pagi. Perlu di perbaiki tempat duduk untuk menonton yg di sediakan saat pemutaran film mengenai penjajahan Belanda. Tapi untuk mengenang jasa para Pahlawan, perlu banget ajak nak anak ke sini, supaya lebih nasionalis lagi dan cinta sama tanah air
Wisata malam yang sangat indah...Dihiasi lampu dan hiasan cahaya nan rupawan...Memang jogja semakin malam semakin indah...
Kategori
DTW BUATAN
HTM
Rp. 0